Thursday, December 9, 2010

Hiperemesis gravidarum


Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi sampai umur kehamilan 20 minggu, muntah begitu hebat dimana segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga mempengaruhi keadaan umum dan pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi, dan terdapat aseton dalam urin bukan karena penyakit seperti appendisitis, pielititis, dan sebagainya.

Klasifikasi
Secara klinis, hiperemesis gravidarum dibedakan atas 3 tingkatan, yaitu :

1.       Tingkat I
Muntah yang terus-menerus, timbul intoleransi terhadap makanan dan minuman, berat-badan menurun, nyeri epigastrium, muntah pertama keluar makanan, lendir dan sedikit empedu kemudian hanya lendir, cairan empedu dan terakhir keluar darah. Nadi meningkat sampai 100 kali per menit dan tekanan darah sistole menurun. Mata cekung dan lidah kering, turgor kulit berkurang dan urin masih normal.
2.       Tingkat II
Gejala lebih berat, segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan, haus hebat, subfebril, nadi cepat dan lebih 100-140 kali per menit, tekanan darah sistole kurang 80 mmHg, apatis, kulit pucat, lidah kotor, kadang ikterus ada, aseton ada, bilirubin ada dan berat-badan cepat menurun.
3.       Tingkat III
Gangguan kesadaran (delirium-koma), muntah berkurang atau berhenti, ikterus, sianosis, nistagmus, gangguan jantung, bilirubin ada, dan proteinuria.

Diagnosis
1.       Amenore yang disertai muntah hebat (segala yang dimakan dan diminum akan dimuntahkan), pekerjaan sehari-hari terganggu, dan haus hebat.
2.       Fungsi vital : nadi meningkat 100 kali per menit, tekanan darah menurun pada keadaan berat, subfebril dan gangguan kesadaran (apatis-koma).
3.       Fisis : dehidrasi, keadaan berat, kulit pucat, ikterus, sianosis, berat badan menurun, porsio lunak pada vaginal touche, uterus besar sesuai besarnya kehamilan.
4.       Laboratorium : kenaikan relatif hemoglobin dan hematokrit, shift to the left, benda keton dan proteinuria.

Penatalaksanaan
1.       Rawat di rumah sakit, batasi pengunjung.
2.       Stop per oral 24-48 jam.
3.       Infus glukosa 10% atau 5% : RL = 2 : 1, 40 tetes per menit.
4.       Obat
-          Vitamin B1, B2 dan B6 masing-masing 50-100 mg/hr/infus.
-          Vitamin B12 200 mcg/hr/infus, vit. C 200/hr/infus.
-          Phenobarbital 30 mg IM 2-3 kali per hari atau chlorpromazine 25-50 mg/hr IM atau diazepam 5 mg 2-3 kali per hari IM.
-          Antiemetik : prometazine (avopreg) 2-3 kali 25 mg per hari per oral atau prochlorperazine (stimetil) 3 kali 3 mg per hari per oral atau mediamer B6 3 kali 1 per hari per oral.
-          Antasida : acidrine 3 x 1 tab per hari per oral atau mylanta 3 x 1 tab per hari per oral atau magnam 3 x 1 tab per hari per oral.
5.       Diet
a.       Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III. Makanan hanya berupa roti kering dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1-2 jam sesudahnya. Makanan ini kurang dalam zat-zat gizi kecuali vitamin C karena itu hanya diberikan selama beberapa hari.
b.       Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang. Secara berangsur mulai diberikan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman tidak diberikan bersama makanan. Makanan ini rendah dalam semua zat-zat gizi kecuali vitamin A dan D.
c.       Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis ringan. Menurut kesanggupan penderita minuman boleh diberikan bersama makanan. Makanan ini cukup dalam semua zat gizi kecuali kalsium.

Daftar Pustaka
1.       Fairwether. Nausea and Vomity in Pregnancy, Am J Obst. & gynec. 1968. vol. 102; 135-171.
2.       Mannor SM. Hyperemesis Gravidarum. In : Iffty L, Kaminetzky HA eds. Principles and Practise of Obstetric and Perinatology. Vol. 12. Toronto : A Wiley Medical Publication. 1981. 1155-1164.
3.       Greenhill. Obstetrics 12 th. ed. Philadelphia : WB. Saunders Company. 1961. 375- 377.
4.       Belscher NA, Macky. Obstetric and the Newborn and Illustrated Textbook 2nd. ed. Sydney : WB. Saunders Company 1986. 305.

No comments:

Post a Comment